Kamis, 24 Maret 2011

si coklat kotak

Mulai hari ini aku akan ditemani teman kerja baru. Belum diberi nama memang, tapi sementara ini dia dipanggil “coklat”, sesuai dengan warna tubuhnya. Si coklat ini punya tampang monoton persis seperti namanya. Sangat kaku, irit desain apalagi warna. Bentuk fisiknya yang kotak persegi sudah cukup menjelaskan bahwa dia diciptakan sekedar untuk keperluan fungsi. Urusan lain seperti estetika harap lupakan saja. Begitu standarnya bentuk si coklat, Andai dia main sembarangan ke dapur, mungkin ibu akan menjadikannya tatakan gelas atau alas untuk memotong wortel.

Selain membosankan, si coklat juga hobi makan tempat. Si geulis yang setia menemaniku bekerja saja tidak serakus ini. Tapi mentang-mentang baru, enak saja dia menghabiskan jatah meja kerjaku. Saking lebarnya, buku-buku diatas meja harus rela turun tahta. Biasanya di simpan penuh khidmat sebagai warga kehormatan, sekarang harus ikhlas mengungsi di lantai. Akan kucarikan buku-buku ini tempat yang layak, tapi sebelum itu harus kuurus dulu anak baru yang seenaknya ini.

Tampaknya, kalbu ini memang belum rela berpisah dengan si geulis. Hampa segera mencekat ketika kuambil keputusan bahwa kami harus berpisah. Harap maklum, dia telah menemaniku selama dua tahun ini. Melewati siang dan malam, saat senang ataupun sulit. Seburuk apapun keadaannya, dia tak pernah mengeluh. Tak perduli panas terik atau deras hujan, tak hirau seberat apapun jalan yang harus kami tempuh.

Kian berat perpisahan ini karena selama dua tahun ini dia tak pernah menuntut lebih dariku. Si geulis tak pernah protes kalau aku ini bekerja sampai malam. Tak sekalipun dia marah sekiranya aku pergi dan tak mengajak dirinya. Diapun menerima diriku apa adanya. Tak pernah terucap permintaan agar aku memperlakukan dirinya seperti orang lain, atau meminta diriku menjadi seseorang yang lain. selama kebersamaan kami, dia telah menjadi teman di saat senang maupun susah
Oleh karena itu, ketika aku mencari mitra kerja yang baru, aku masih belum bisa lepas dari bayang-bayang si geulis. Terpatri kuat dalam benakku tubuhnya yang berisi dan berwarna hitam. Hitamnya tidak setengah-setengah, apalagi plin plan. Sekali melihat, seseorang bisa langsung tahu bahwa si geulis adalah tipe yang tidak serius dan pantang bermain-main dalam urusan pekerjaan. Tubuhnya yang padat berisi namun ramping memancarkan aura bahwa dia bekerja dengan mengutamakan kecepatan dan kesederhanaan. Boleh jadi, bayangan seperti itulah yang membuatku mencari sosok yang mirip dengan si geulis. Apa boleh buat, yang kudapatkan adalah si coklat.

Sebenarnya kalau boleh jujur, warna si coklat tidak betul-betul coklat, karena kalau dilihat secara seksama tapi tidak dalam tempo yang singkat, warnanya justru lebih mirip besi karatan akut. Tentu agan agan pernah melihat besi rongsok yang karatan bukan? Nah begitulah kira-kira warnanya…, itulah kenapa lama-lama kulihat anak baru ini makin membosankan. Seolah mengamini petuah orang bijak, rasa sesal semakin mendera kalbu setelah aku melihat brosur dari toko yang menyatakan bahwa notebook sejenis dijual dengan tiga varian warna: coklat, merah dan biru.

Demikianlah saudara sekalian, aku baru saja membeli sebuah notebook baru. Setelah pemikiran panjang (super panjang) untuk membeli sebuah laptop, ditambah waktu yang panjang (yang ini agak panjang) untuk survey di internet maka jadilah siang tadi aku membulatkan tekad untuk membeli sebuah notebook. Setelah tanya sana sini, browsing siang malam, Aku memutuskan untuk membeli notebook. Awalnya, aku punya opsi untuk membeli netbook, notebook atau Ipad.

Netbook enak untuk dibawa kemana-mana karena ringan dan ringkas. Sangat bagus untuk bekerja di lapangan. Untuk anda yang hobi traveling atau sering bepergian, netbook bisa jadi teman yang menyenangkan untuk menulis catatan selama melancong atau kunjungan kerja. Keunggulan netbook memang terletak di ukurannya yang kecil dan ringan (ukuran rata-rata 30cmx20cm dan berat dibawah 1,5 kg). Meskipun kecil, netbook umumnya telah dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kenyamanan bekerja.

Secara umum spesifikasi netbook (semua merk) sudah cukup memadai jika keperluannya sekedar untuk kerja kantoran. Ukuran harddisc-nya sudah sangat besar (antara250-320 GB) dengan Memori RAM minimal 1 GB. Setahu saya, seluruh pabrik (kecuali yang khilaf) telah menyertakan perangkat standar seperti wi-fi, bluetooth, ethernet LAN, USB port, card reader dan webcam untuk bernarsis ria.

Namun karena budgetku hanya 4 juta (pas segitu-gitunya), netbook langsung kuhapus dari daftar. Setelah kubandingkan antara kualitas, harga dan keperluanku maka dengan harga saat ini (antara 3 – 5 jutaan) maka kuanggap membeli netbook bukan pilihan yang tepat. Netbook tidak memiliki Drive DVD, banyak dikeluhkan cepat panas dan memiliki ukuran prosesor seadanya (kinerjanya tidak bisa dipaksa). Dengan demikian, untuk keperluanku yang sekedar untuk menulis artikel dan online di rumah, maka membeli netbook masuk ke dalam istilah : kemahalan.

Lanjut pada pilihan kedua : IPad. IPad sebenarnya bukan ditujukan sebagai pengganti computer. Dia sebenarnya dirancang sebagai e-Book Reader. Jika anda mengharapkan kinerja seperti notebook maka lupakan saja. Memang sih kita bisa mendengarkan musik, nonton film, mengakses Facebook, Twiter, Maps, YouTube, iTunes, Mail, Safari dan kegiatan surfing lainnya di dunia maya.

Seperti semua desain keluaran Apple, Ipad mempunyai tampilan yang menarik. Ukurannya sebesar buku dengan Seberapa dimensi 9.56 x 7.47 x 0.5 inci (sedikit lebih besar daripada Samsung galaxy tab), dengan berat hanya 1.5 pounds. iPad menawarkan ruang data mulai dari 16GB, 32 GB sampai 64GB, itu artinya kita bisa menyimpan ratusan bahkan ribuan lagu di iPad. iPad mampu bertahan selama 10 jam bahkan lebih saat digunakan untuk browsing maupun kegiatan lainnya

Sayangnya IPad tidak memiliki fitur Real Multi Tasking. Jangan bermimpi membuka twitter, facebook, dengerin musik sampai skype pada waktu bersamaan. Sial semakin bertambah ketika ternyata IPad belum mensupport Flash, yang menjadikan kita browsing tanpa minim tampilan animasi. Malang tak dapat ditolak, tampaknya Apple khilaf melengkapi IPad dengan kamera. Selamat tinggal narsis… harganya juga tidak kepalang ampun. Dengan begitu banyak fitur yang hilang, aku harus merogoh rekeningku dalam dalam. Saat ini IPad dijual antara 4,5 – 9 jutaan. Ah, lupakan saja.

Dengan hilangnya dua pilihan yang lain, maka pilihanku tinggal notebook. Pertanyaannya, notebook merk apa yang harus aku pilih. Begitu banyak merk diluar sana dan semuanya persis calon lurah : kami notebook nomor 1. Karena kebutuhanku sebenarnya hanya untuk keperluan menulis dan browsing, maka sebenarnya spesifikasi yang kubutuhkan hanya bersifat standar saja.

Pantaslah jika orang bilang mencari jodoh itu gampang-gampang sulit. Ternyata sekedar membeli notebook saja membutuhkan waktu seharian penuh. Maklumlah, seperti yang saya bilang tadi, semua merk berteriak lantang bahwa mereka nomor satu. Saran saya, jika suatu hari nanti anda hendak membeli perangkat elektronik, entah besok entah lusa, maka jujurlah pada hati dan kantong anda. Jangan membohongi diri jika memang tak mampu, cukuplah membeli yang sesuai kebutuhan.

Demikianlah, hari itu saya bertekad bagaimana dengan bujet yang ada bisa mendapatkan kualitas yang sebenarnya lebih mahal. Kunamakan ini prinsip “best buy”, yaitu dengan biaya seminim mungkin bisa mendapatkan barang sebanyak atau sebagus mungkin. Entah kenapa, ada beberapa orang menyebut prinsip ini dengan sebutan pelit.

Saya membagi merk notebook menjadi dua tipe. Pembagian ini sepenuhnya didasarkan pada harga jual notebook dengan spesifikasi standar (minimal harddisc 250 GB, memory 1GB DDR 2, layar 12 inch, punya DVD RW, webcam, wifi, Bluetooth, LAN dan USB port, dan memory card slot). Tipe pertama adalah tipe mahal, yaitu merk yang mayoritas tipe notebooknya dibandrol diatas 5 jutaan. Termasuk jenis ini adalah merk Fujitsu, Sony, Asus dan Toshiba. Tipe kedua adalah tipe moderat, yaitu merk yang selain memiliki lini produk mahal, tapi juga menyediakan tumpuan harapan para kantong cekak. Termasuk dalam jenis ini adalah merk Acer, HP, Lenovo, Axioo dan Advance.

Saya mencari notebook termurah berdasarkan patokan spesifikasi diatas. Akan lebih mantap lagi jika bisa mendapatkan kualitas diatasnya dengan harga yang sama. Dan memang betul kata orang, kalau sudah rezeki tidak akan lari (asal dicari). Saya akhirnya membeli ACER Aspire 4253 keluaran tahun 2011 dengan spesifikasi sebagai berikut : Processor AMD E350 1,3 GHz, layar 14.0 HD LED LCD, grafis AMD Radeon HD 6310, memory 1 GB DDR 3, Harddisc 500 GB, DVD Super Multi DL Drive, OS Windows 7 Asli dengan harga Rp. 4.050.000, dan ya, warnanya memang coklat. Harusnya aku beli yang warna merah saja. Sekarang, aku mengetik artikel ini bersama si coklat. Si geulis sedang istirahat, besok aku ketemu dia lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar