Sabtu, 26 Maret 2011

REVIEW FEMALE BRAIN


Kalau boleh jujur, tak satupun laki-laki baik sejati maupun setengah-setengah yang betul betul memahami isi kepala dan hati wanita. Andaipun ada yang mengklaim seperti itu, bisa dijamin bahwa pada dasarnya orang tersebut hanya membual saja. Aku masih ingat petuah bijak bahwa pada dasarnya para laki-laki cukuplah untuk berusaha mengerti, karena untuk bersusah payah memahami sama saja hendak menjangkau rembulan.

Berangkat dari ketidakmampuan tadi. Beredarlah banyak mitos di kalangan laki-laki perihal wanita. Entah membaca isi hatinya, entah mengetahui isi kepalanya, atau sekedar bagaimana merebut cintanya (yang terakhir ini paling banyak beredar). Demikian banyak mitos yang beredar, banyaklah pula laki-laki yang tertimpa sial sebagai korban ketidak akuratan mitos-mitos tersebut. Seorang teman saya nekad menjahili habis-habisan wanita pujaannya karena termakan mitos yang dia tonton di sinetron. Kalau tidak salah mitosnya seperti ini : bermula dari benci jadi cinta. Nasibnya perih nian, cinta tak jua hadir, yang hadir hanya pacar sang wanita, dan beberapa bogem di sana sini.

Aku secara pribadi meski berusaha untuk mengerti, lebih sering tidak bisa menjangkau bagaimana seorang wanita memandang dunianya. Jika dibuat daftar, maka banyak pertanyaan yang ingin aku ajukan kepada para wanita dengan harapan mendapat jawaban jujur. Sebagai contoh, kenapa wanita memakai hak tinggi meski tahu menyakitkan dan merusak kulit? Mengapa para wanita berpegangan tangan ketika berjalan bersama? Padahal kami para laki-laki akan langsung dicap manusia homo kalau melakukan hal yang sama. Mengapa berupa keras meluruskan rambut, ketika rambut ikal atau bergelombang justru dianggap indah oleh banyak laki-laki? Mengapa naik berat badan meski cuma 3 kg merupakan mimpi buruk ? Mengapa memasang lensa kontak padahal lensa mata asli adalah jendela terindah di dunia ? Mengapa memasang kawat gigi padahal tidak ada yang perlu diluruskan ? kenapa begitu menggemari sinetron padahal aktingnya mengerikan, ceritanya sampah, dan isinya tak lebih dari kebohongan? Kenapa dan kenapa, daftarnya akan terus memanjang.

Untuk menjawab begitu banyak pertanyaan tadi, beberapa laki-laki secara diam-diam berlangganan majalah khusus perempuan (atau diam-diam membaca majalah adiknya). Beberapa laki-laki lain bergabung dengan geng perempuan dengan mengorbankan rasa hormat dari teman-temannya. Beberapa memacari begitu banyak wanita hanya untuk menemukan bahwa mereka tak mengerti apapun. Beberapa laki-laki putus asa pergi ke situs situs keramat mencari ilham. Dari sekian banyak upaya (yang seringkali konyol) mencapai pengertian tentang wanita, hanya satu yang konon sangat ampuh dan disarankan para arif bijaksana : menikahi salah satu dari mereka.
Oleh karena itu, meski tidak mungkin menjelaskan secara sepenuhnya, buku The Female Brain karangan Louann Brizendine setidaknya membantu kita untuk membuka selubung misteri tentang isi kepala para wanita. Terutama bagaimana para wanita melihat dunianya, dan proses pengambilan keputusannya. Tentu anda penasaran, kenapa isi kepala? Maksudnya isi hati? Bukan saudara, buku ini membahas isi kepala wanita ditinjau dari ilmu neuropsikiatri (saraf jiwa). Jadi jika anda berharap untuk mengetahui isi hati wanita, sebaiknya anda langsung bertanya pada yang bersangkutan.

Sebagaimana telah dijelaskan tadi, buku ini menganalis psikologi wanita dipandang dari ilmu syaraf. Secara umum buku ini menjelaskan proses perkembangan otak wanita dari semenjak lahir sampai masa tua dan efeknya terhadap kondisi kejiwaan, kepribadian dan perilakunya. Meski bersifat kedokteran, tapi buku ini ditulis dengan sangat baik sehingga dapat dimengerti oleh orang awam. Setiap fase perkembangan dijelaskan secara per bab sehingga memudahkan para pembaca.
Dengan detil, penulis menjelaskan fase demi fase kehidupan seorang wanita dan perkembangan psikologinya. Karena didasarkan pada disiplin ilmu saraf, buku ini berbicara mengenai perkembangan otak dan hormon hormon yang terlibat didalamnya. Perpaduan dua hal ini (otak dan hormon) secara langsung mempengaruhi perilaku dan kejiwaan wanita.

Untuk mereka yang penasaran, buku ini memberikan jawaban tentang fenomena-fenomena khas wanita, seperti mengapa wanita lebih banyak berbicara dari pada pria. Atau bagaimana kehadiran bayi mampu mengubah dunia seorang wanita. Tahukah anda bahwa bayi yang sedang menyusu mengaktifkan hormone oksitosin, dopamine, dan prolaktin pada otak si ibu yang memicu perasaan bahagia dan damai melebihi efek morfin? Bahkan dalam buku ini dijelaskan cara seorang wanita mengetahui bahwa anda sedang berbohong. Buku ini juga memberikan informasi-informasi bermanfaat seperti siklus haid, sex, dan kehamilan.

Pada bagian akhir buku ini penulis menyediakan matriks singkat perubahan psikologi dan perilaku wanita sesuai fase-fase yang dialaminya. Saya menemukan matriks ini sangat berguna karena memberikan informasi yang lengkap dari fase janin sampai fase pascamenopause. Sebagai kesimpulan, kalau anda ingin memahami wanita, lupakan saja. Tapi jika anda ingin mencoba mengerti mereka, buku ini bisa jadi salah satu referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar