Jumat, 11 Maret 2011

PANDUAN MEMBUAT SINETRON (BAG 1)

Firman’s guide to make Indonesian Sinetron

Berikut ini adalah panduan lebay dan singkat produksi sinetron Indonesia. Panduan ini disusun berdasarkan belasan tahun pengalaman tersiksa menonton sinetron. Kualitas akting yang buruk dan cerita yang mengada-ada merupakan paduan tepat yang telah terbukti mampu menyihir sinetron yang diduga hasil jiplakan menjadi tontonan favorit keluarga.

Panduan ini ditujukan untuk semua kalangan, baik yang sudah terjun di dunia hiburan, maupun yang amatir. Untuk Anda para pemula, tidak perlu khawatir atau tidak percaya diri. Sama sekali tidak dibutuhkan keahlian atau pendidikan khusus di bidang cinematografi atau perfilman. Selain itu, kreatifitas dan pencarian ide-ide segar menjadi tidak relevan dan bisa diabaikan. Panduan ini akan menunjukan pada anda bahwa siapapun bisa membuat sinetron. Tanpa harus sekolah atau pendidikan, anda langsung bisa duduk di kursi sutradara. Syukur-syukur dengan sedikit modal, anda bisa memulai membuat Production House (PH) sendiri.

Karena sinetron adalah bagian dari industri hiburan, maka esensi paling penting adalah bisa menghibur penonton. Sekalipun isinya penuh kebohongan, pembodohan, dan ketololan. Semua itu bisa dikesampingan demi tegaknya rating dan kukuhnya pemasukan dari iklan. Logika cerita dan teknik perfilman tidak perlu anda fikirkan. Karena hanya dua hal ini yang menjadi tolok ukur utama untuk menilai apakah sinetron anda masuk katagori (1) ancur, (2) sangat ancur dan (3) ancur banget. Berikut ini matriks penilaian kualitas sinetron :

(1) ancur : rating rendah dan iklan rendah
(2) sangat ancur : rating sedang dan iklan sedang
(3) ancur banget : rating tinggi dan iklan tinggi

Memang masih ada level ke empat yaitu “ancur seancur ancurnya”, namun ini sangat jarang dan hanya bisa dicapai oleh sinetron legendaris berjudul “tersandung”. Prestasi sinetron “tersandung“ sampai saat ini tidak tertandingi, mencapai 356 episode dan diputar selama tujuh tahun berturut-turut. Mohon maaf saudara, hanya para jenius dan maestro saja yang bisa menciptakan sinetron dengan level seperti ini.

Secara singkat, panduan ini akan dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama membahas elemen-elemen penting untuk memproduksi sinetron dari sisi teknis, yaitu seting lokasi, pemeran, peralatan dan lainnya. Bagian kedua akan dikhususkan untuk membahas aspek cerita dan tips dan trik bagaimana membuat alur cerita yang berkualitas.


Bagian Pertama :

A. Setting lokasi
Apapun cerita sinetron anda, anda harus memfokuskan 98% lokasi syuting anda di kawasan perumahan mewah. Kalaupun memang tokoh utamanya adalah seorang miskin, maka usahakan ceritanya sedemikian rupa sehingga si miskin akan bisa tinggal di rumah mewah. Akan sangat baik jika tipe rumah lokasi syuting anda adalah tipe tipe eropa, atau yang menunjukan bahwa itu rumah orang super kaya. Rumah ini setidaknya harus seharga 1 milyar ke atas. Sangat dilarang jika lokasi syuting anda dekat dengan perumahan rakyat jelata atau kumuh. 200 km adalah jarak minimal antara lokasi syuting anda dengan rumah orang miskin terdekat. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah aura kemiskinan masuk ke dalam sinetron anda. Harap dicatat, penonton tidak suka sinetron yang didalamnya dimunculkan istilah-istilah semacam “sederhana”, “bersahaja”, “miskin”, “melarat” dan sebagainya

B. Fasilitas lainnya
Selain rumah super mewah, anda harus bisa menampilkan barang-barang mewah di dalam sinetron anda. Jika sinetron anda ingin laku, jangan sekali-kali menampilkan mobil yang harganya dibawah 500 juta. Begitu juga dengan perhiasan dan gadget yang dipakai para pemeran, harus selalu barang termahal dipasaran. Ingat, berdasarkan pengalaman, hal seperti inilah yang selalu ada di sinetron-sinetron dengan rating tinggi.

bersambung....
(nb : note ini hanya panduan sesat belaka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar