Selasa, 22 Maret 2016

sinetron Online vs Konvesional

Sekarang sedang ramai online vs konvensional. sedihnya yang berkelahi adalah sesama saudara. Yang sama sama mencari makan di jalan.

Lucunya diskusinya bukan jernih soal masalah tapi malah seperti sinetron yang ada antagonis dan protagonis. Penjahat vs jagoan. Padahal ada masalah yang negara dan pihak2 yang sedang berkelahi luput untuk sadari. Wajar sih, namanya juga sedang marahan.saya sedang bicara masa depan bukan saat ini

kalau ingin melihat masa depan model bisnis moda transportasi online sekarang. Kita bisa mengacu pada sejarah amazon.com yang awalnya hanya toko buku online hingga sekarang menjadi retailer terbesar kedua di amerika setelah walmart (mungkin ketiga setelah target).

Dari awal berdiri, visi mereka adalah menjadi the everything store alias toko dimana konsumen menemukan segalanya. Segalanya dalam arti harfiah. Jeff bezos sang pendiri menginginkan amazon menjadi toko terlengkap diplanet bumi dengan harga termurah.

Untuk mencapai posisi ini, bezos selama 10 tahun tidak pernah bicara soal laba, dia tidak perduli dengan defisit yang diderita tiap tahunnya. Sedemikian parah amazon sehingga rugi adalah norma normal bagi direksinya. Jangan heran kalau publik amerika menjuluki amazon sebagai perusahaan sosial. Bodo amat rugi yang penting konsumen dapat harga termurah.

Dibalik itu sebenarnya bukan kegoblokan bisnis tapi kejeniusan brutal jeff bezos. Amazon memang merugi selama lebih dari 10 tahun tapi terus meraup pangsa pasar setiap tahunnya. Amazon tumbuh semakin besar dan besar. Tidak terhitung berapa perusahaan yang bangkrut dan tersingkir oleh mereka. Pesaing potensial akan dirusak secara sengaja oleh fitur tandingan dengan harga bunuh diri. Bukan murah, tapi harga bunuh diri. Intinya mereka tidak jualan saham. Tapi berusaha menjadi sebesar mungkin sehingga tak ada lagi pesaing yang sanggup mengejar.

Kekuatan pasar dan modal amazon akhirnya menjadikan mereka penguasa perdagangan online di amerika, mungkin hanya kalah oleh alibaba milik jack ma.

Apa hubungannya dengan gojek, grab bike dan uber? Mereka akan bertindak sama. Berusaha sekuat mungkin untuk menguasai pasar. Kita ribut soal online vs konvensional tapi lupa bahwa ketiga aplikasi ini sedang adu kuat di pasar indonesia. Sejatinya ini adalah pertarungan siapa yang akan menguasai pasar. Baik lewat jalur harga murah, layanan, bonus atau strategi lain seperti akuisisi armada.

Apakah akan ada korban? Tentu saja. Ketika para gajah berkelahi. Semutlah yang sewajarnya terinjak. Tapi semut jangan memaksakan diri. Carilah tempat dimana para gajah ogah beroperasi. Ikutilah zaman. Karena seperti ditulis tolkien dalam novelnya. Hanya waktu yang memakan semuanya, mengunyah besi, menggigit baja, mengikis batu dan membunuh para raja serta melenyapkan kota kota. Gunungpun dibuat rata.

Apakah ada kisah bahagia di amazon. Maaf tidak ada, yang senang hanya direksi dan konsumen. Pegawai diperlakukan model budak. Pesaing dibakar sampai rata.

Ttd. Firman syafei