Minggu, 26 September 2010

Review buku "Jerome Becomes a Genius : Mengungkap Rahasia Kecerdasan Yahudi"


Kali ini aku akan menceritakan sebuah buku yang baru saja aku beli. Judul buku ini lumayan provokatif, “Jerome Becomes a Genius : Mengungkap Rahasia Kecerdasan Yahudi”. Ditulis oleh Eran Katz yang kebetulan seorang yahudi dan diterbitkan di Indonesia pada tahun 2009 oleh Ufuk publishing.  Mayoritas toko buku yang aku kunjungi memasukan buku ini dalam katagori “psikologi populer”. Aku sendiri tidak begitu mengerti maksud dari istilah ini, tapi tampaknya sengaja dibuat untuk menampung jenis-jenis buku pengembangan diri seperti motivasi, cara belajar, keluarga, karakter diri dan lainnya.

Isu yahudi selalu menjadi isu yang sensitif, entah dalam urusan agama, politik, sejarah, maupun ekonomi. Dengan semua stigma maupun label (baik positif maupun negatif) yang ditempelkan pada mereka, kaum yahudi telah membuktikan dirinya sebagai etnis minoritas dengan kemampuan bertahan hidup yang sangat kuat. Terlepas dari hujatan dari seantero dunia terkait  kontroversi zionisme, kita tidak bisa menutup mata mengenai keberhasilan-keberhasilan yang telah diraih oleh wakil wakil mereka di berbagai sektor kehidupan. Harus diakui, kaum Yahudi pada zaman modern telah ikut membentuk dunia dengan berbagai pencapaiannya.

Itulah yang dengan cerdik ditampilkan oleh penerbit dengan memasang foto-foto tokoh-tokoh terkenal yang berasal dari etnis Yahudi pada kover belakang. Sebut saja Albert eistein (pasti anda tahu sosok berkumis ini), Alan Greenspan (gubernur Bank Federal Amerika terlama), Mark Zuckerberg (pendiri Facebook), Sergey Brin dan Larry Page (pendiri Google), George Soros (tokoh yang diduga biang kerok krisis moneter asia tahun 1999), Steven Spielberg (anda mungkin tahu hasil karyanya: Jurassic Park, Jaws, ET), dan Rupert Murdoch (pemilik kerajaan bisnis media). Bisa jadi orang yang melihat kover ini yang langsung berfikir bahwa Yahudi telah menguasai dunia.

Sebagai catatan, untuk anda yang berharap buku ini membahas isu-isu seperti rahasia-rahasia hitam yahudi, konspirasi global, politik zionisme, Freemasonry, Illuminati, dajjalisme, praktik-praktik klenik, misi menguasai dunia atau isu sejenis maka bersiap-siaplah kecewa setengah mati. Karena buku ini murni membahas metode kaum yahudi dalam belajar dan menguasai ilmu. Buku ini merdeka dari isu agama dan politik sehingga pada dasarnya bisa dibaca oleh semua kalangan. Bahkan pada beberapa bagian, buku ini membahas kehidupan sosial mereka sehari-hari.

Sebenarnya,  jika anda betul-betul memperhatikan dan jeli membaca seluruh teks yang tertera pada kover buku ini, anda bisa langsung menebak kemana arah isinya. Pada kover depan paling atas tertulis “Eran Katz, pemenang Guinness Book World of Record for Memory Stunts”. Kemudian pada review singkat di bagian belakang tertulis sebagai berikut : “memberitahu kita bagaimana menerapkan prinsip-prinsip mereka untuk meningkatkan ingatan dan pemahaman kita terhadap segala macam persoalan kita sehari-hari”.  Tertulis juga : “memperkenalkan suatu kerangka berfikir yang sederhana dan mudah diikuti tentang cara para rabi dan tokoh yahudi menanamkan kebijakan mereka pada masyarakat umum”. Mudah diterka, Eran Katz akan mengajari pembacanya metode mengingat yang memungkinkan seseorang menjadi pintar “seperti orang yahudi”.

Mungkin anda penasaran mengapa kalimat terakhir diatas diberi tanda petik. Karena diluar dugaan, buku ini tidak sekedar membahas cara meningkatkan daya ingatan seperti buku metode ingatan lainnya, buku ini juga membahas secara gamblang karakter Yahudi yang memungkinkan mereka untuk meraih sukses. Diluar dugaan saya juga, karakter yang dijelaskan disini sangat universal dan sebagian besar sudah difahami semua orang. Buku ini secara gamblang membantah mitos-mitos bahwa ada jalan singkat menuju kesukesan, atau bahwa Yahudi bisa sukses karena konspirasi global zionisme. Lembar demi lembar buku ini akan menunjukan pada anda bahwa metode kaum yahudi untuk mencapai sukses pada dasarnya sama dengan nasehat Tuk Bayan Tula pada Laskar Pelangi bahwa satu-satunya cara untuk sukses adalah selalu belajar dan bekerja keras.

Untuk saya sendiri, membaca buku ini sedikit membantu saya sebagai seorang muslim untuk memahami Al-Quran. Salah satunya adalah ketika salah satu tokoh dalam cerita yang bernama Lisa mengatakan bahwa dalam taurat terdapat 172 kata “ingat” yang ditafsirkan penulis agar kaum Yahudi selalu memperkuat ingatannya (hal 169). Ketika aku mencoba untuk mengetik kata “Ingatlah” dalam Al-Quran digital, muncul sekitar 177 kata yang memerintahkan pembacanya untuk mengingat, baik nikmat-nikmat Allah, ketentuan-ketentuan, maupun sejarah. Terlepas benar tidaknya tafsiran diatas, aku melihat bahwa memang ada baiknya seorang muslim membaca Al-Quran dengan pemahaman bahwa ayat-ayatnya memang ditujukan langsung untuk dirinya. Sehingga ketika membaca ayat yang berbunyi “Bacalah”, maka itu sudah pasti perintah untuk rajin-rajin membaca. Maka ketika ada ayat yang diawali kata “ingatlah”, itu merupakan perintah untuk mereka yang beriman untuk mengingat ayat tersebut.

Kembali pada buku kita. Buku ini ditulis dalam bentuk cerita sehingga tidak membosankan pembacanya (setidaknya bagiku). Ini merupakan sebuah keunggulan tersendiri, biasanya buku sejenis sangat kaku dan sekedar membahas metode. Cerita buku ini berpusat pada pada tiga sekawan Eran, Itamar dan Jerome (yang namanya menjadi judul buku ini). Eran digambarkan sebagai seorang motivator, Itamar seorang professor, dan Jerome adalah seorang pengusaha kaos. Tiga sekawan ini tinggal di Israel dan berkumpul secara rutin di cafe miliki kawan mereka Fabio. Fabio sendiri adalah Yahudi keturunan spanyol. Berbeda dengan Eran dan Itamar yang masuk “kaum intelek”, jerome digambarkan sebagai sosok yang merasa “sedikit datar” intelektualnya, namun memiliki jiwa kreatifitas yang tinggi dan cenderung urakan.

Suatu saat mereka memutuskan untuk menulis sebuah buku tentang rahasia kecerdasan Yahudi sekaligus menjadikan sahabat mereka Jerome untuk menjadi yahudi urakan yang jenius. Di mulailah petualangan tiga serangkai ini ke berbagai tempat untuk mencapai tujuan mereka. Inilah hal yang menyenangkan dari membaca buku ini. Alih-alih membaca teksbook yang langsung mendikte kita bagaimana cara mengingat dengan baik, Eran Katz mengantarkan pembaca untuk belajar metode-metode belajar dan mengingat melalui cerita. Pembaca akan dihanyutkan dengan babak demi babak perjalanan tiap tokoh tanpa sadar bahwa sebenarnya sedang diajari cara memperkuat daya ingat dan gaya belajar. Hebatnya, kalau kita betul-betul melakukan apa yang disarankan, kita bisa mengingat seluruh isi buku. Saya sendiri bisa mengingat sebagian besar isi buku ini secara umum, namun perlu dilatih kembali ketika sampai pada hal-hal yang detil.

akhir buku ini cukup mengesankan sekaligus mengejutkan. tentu saja tidak akan saya ungkapkan disini. secara garis besar, buku ini menunjukan secara gamblang bahwa segala macam mitos tentang kecerdasan kaum Yahudi pada dasarnya terlalu dibesar-besarkan. Setiap manusia terlahir sama, mungkin ada beberapa dari mereka yang terlahir dengan kecerdasan yang baik, namun kerja keras dan kesungguhanlah yang menjadi kunci utama keberhasilan hidup. menurut saya itulah yang hendak Eran Katz sampaikan pada pembaca.

Buku ini saya selesaikan dalam tiga hari dan sekarang sedang membacanya kembali. Menurutku ini poin positif karena seringkali buku-buku sejenis begitu melelahkan sehingga seringkali kita enggan untuk membacanya kembali. Pernahkah anda membaca panduan tentang sesuatu yang jangankan membacanya ulang, untuk menyelesaikannya saja kita sudah kehabisan gairah? Buku seperti itulah yang saya maksud.

Eran Katz banyak mengutip dan menafsirkan ayat-ayat taurat, talmud tulisan para Rabi dan ritual-ritual ibadat kaum yahudi untuk memperkuat argumentasinya. Walaupun penafsiran-penafsiran ini belum tentu benar dari kacamata orang yahudi sendiri, semua prinsip-prinsip dan metode yang terkandung tetap bisa diikuti semua orang karena buku ini sama sekali tidak membahas agama atau ideologi yahudi.

Kesimpulannya, jika anda bosan atau tak sanggup membaca teksbook yang kaku tentang metode memperkuat daya ingat dan belajar, maka Buku ini adalah salah satu pilihan yang tepat. Akan lebih baik jika kita mengesampingkan sentimen negatif tentang yahudi dan membaca buku ini dalam rangka menimba ilmu. Okay sekian dulu review buku ini, review berikutnya akan membahas buku lain dari Eran Katz yang berjudul Secrets of Super Memory : Mengaktifkan daya ingat tanpa batas. Thanx sudah repot repot mau membaca tulisan saya ini. 

4 komentar:

  1. wah.... nice post,
    buku yang menarik memang..
    ada link download nya gak sob ? yg free

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah ga punya bos. mending beli ajah. ga mahal koq hehehe
      thanks dah berkunjung ke blog ini

      Hapus
    2. Bos, bukunya aku beli dah yang Jerome Becomes a Genius. Aku beli Rp 35.000,00 bisa gak?

      P.S: Kalo bos minat ngejual, tolong hubungin saya di korupsinting[at]gmail[dot]com. Kalo enggak, see you :p

      Hapus
    3. belinya dmana bos??

      Hapus