Rabu, 13 April 2011

BUKA USAHA NGGAK KAYA? PERCUMA......!!!!!


“Kenapa Orang yang Punya Usaha Belum Tentu Kaya.......”



Setelah lama agak tertunda, kali ini saya akan membahas buku dari salah satu perencana keuangan pertama di Indonesia, Safir Senduk. Judul bukunya sama dengan diatas: Buka Usaha Nggak Kaya? Percuma. Buku ini terbitan tahun 2006 dan saya beli tahun 2007 lalu (Agak klasik memang). Buku ini termasuk buku poket (ukuran kecil) dengan tebal 189 halaman dan diterbitkan oleh Elex Media Komputindo (yang dulu terbitkan komik dragon ball).

Sesuai dengan judulnya, buku ini membahas tentang manajemen pengelolaan usaha atau bisnis untuk mereka yang ingin memulai membuka usaha. Secara pribadi, saya suka buku ini. Selain karena bahasanya yang sederhana dan mudah dimengerti, materi yang dibahas relatif mudah dilaksanakan. Buku ini membuka pemahaman kita tentang sisi lain usaha. Jika buku-buku lain berkutat pada motivasi usaha dan bagaimana menjalankannya, buku ini justru “membuka borok” dunia usaha dan memandu para pemula untuk memahami resiko sebenarnya dalam menjalankan usaha. Untuk anda yang ingin membuka usaha, saya sarankan buku ini sebagai salah satu referensi.

Safir Senduk membagi buku ini menjadi 7 bab. Bab pertama membahas kelemahan para pengusaha yang sangat tak acuh untuk berdisiplin mengelola arus kas bisnisnya. Kalimat yang paling berkesan pada bab ini adalah “Kenapa Orang yang Punya Usaha Belum Tentu Kaya”, dan memang inilah pertanyaan inti buku ini. Pernah merasa bahwa setiap kali terima uang (apakah hasil bisnis atau pekerjaan), uang tersebut terasa cepat sekali hilang?. Apakah saudara termasuk yang penghasilannya mencapai “sepuluh koma”, yang berapapun penghasilannya tanggal sepuluh sudah “koma”? Maka kemungkinan keras, ada yang salah dengan manajemen keuangannya.

Umumnya,hanya ada tiga sebab yang membuat orang yang punya usaha sendiri belum tentu jadi kaya biarpun banyak buku yang mengatakan bahwa membuka usaha sendiri bisa bikin kaya, yaitu:

1. Boros
2. Terlalu banyak keperluan pribadi yang mendesak
3. Uangnya tidak diputar

Mari kita bahas bersama setiap poin diatas. Boros semenjak jaman dahulu merupakan musuh utama manusia. Berapa banyak bangsa yang jatuh karena besar pasak daripada tiang. Konon negara Yunani kuno yang adi daya pernah hampir bangkrut gara gara menghabiskan anggaran besar-besaran untuk membangun kuil parthenon. Ketika kas negara menipis, kuis yang megah tersebut di preteli kembali untuk dijual. Dalam berbisnis, boros memang musuh utama. Safir senduk menulis, bila setiap kali kita menerima uang dari aktifitas bisnis dan langsung dihabiskan untuk belanja, maka kapan kita kaya?

Sepanjang saya ingat, bisnis yang direcoki rentetan keperluan pribadi akan hancur juga pada akhirnya. Ketika aku kecil, ibu biasa menyuruhku pergi ke pasar untuk belanja barang-barang dagangan. Saya masih ingat toko grosir terbesar di pasar saat itu. Toko itu lebih mirip mall grosir daripada sekedar toko. Masih segar ingatanku tentang gudangnya yang sebesar gudang bulog dan deretan rak rak barang yang menjulang sampai ke atas. Pemandangan para pegawai yang bergelantungan di tangga untuk mengambil barang bukanlah pemandangan aneh. Tapi hari ini toko itu tak berbekas lagi. Singkat cerita, sang pemilik kecanduan judi dan anaknya keranjingan foya-foya. Perilaku yang sama pulalah yang mengirim sebuah hotel terbesar (waktu itu) di dekat rumahku ke jurang kebangkrutan. Begitu juga usaha yang setiap keperluan pemiliknya dipenuhi oleh kas bisnis. Jika setiap kali bayar listrik dan air, jajan anak, belanja harian, dibebankan pada kas usaha, kapan modal usaha akan terkumpul?

Meskipun memiliki usaha yang maju, jika uang hasil pendapatannya tidak diputar kembali, maka kita memiliki resiko besar. Resiko besar apa? Sebut saja kita punya tabungan milyaran (amiiin...) dan kita memiliki bisnis yang berjaya. Tapi hidup mestilah berputar dan siapa tahu bisnis kita tidak “segagah” sebelumnya. Memang kita masih punya tabungan yang milyaran itu (teuteup amiiiin...), tapi seperti kata orang bijak, di masa-masa sulit, uang lah yang akan pertama kali berkhianat. Maksudnya begini, seberapapun besarnya simpanan kita, jika sifatnya pasif, maka lama kelamaan pasti habis. Entah untuk keperluan sehari-hari, biaya kesehatan, pendidikan dan lainnya. Oleh karena itu, memiliki perputaran uang selain bisnis utama kita adalah hal yang perlu.

Cobalah untuk sekali-kali main ke toko buku, kemudian mampir ke bagian buku tentang bisnis. Kita akan melihat deretan buku-buku yang memotivasi kita untuk membuka usaha. Judulnya macam-macam, yang pasti semuanya ditujukan untuk meyakinkan pembaca bahwa membuka usaha merupakan jalan menuju semua impian (memang ada benarnya). Sebagai “pelengkap”, biasanya penulis mengadakan pelatihan dan seminar berdasarkan bukunya dan memberi label “jalan menuju sukses”. Biar afdol, para penulis yang merangkap motivator ini, sering menjuluki diri sendiri sebagai “guru sukses”. Sebenarnya yang dilakukan para motivator ini tidak salah, tapi seringkali mereka hanya berfokus pada semangat dan perubahan pola pikir. Padahal aspek teknis pengelolaan usaha sama sekali tak boleh dilupakan. Saya pernah membahas ini sebelumnya, lengkapnya main kesinih.

Disinilah safir senduk menulis buku ini untuk mengisi kekosongan tentang aspek teknis dunia usaha. Lebih tepatnya kurangnya referensi untuk mengelola keuangan usaha dan pemiliknya. Kita bisa saja semangat menggebu-gebu untuk menjadi pilot, tapi percuma saja jika anda tidak tahu cara mengendarai pesawat. Kita bisa saja diwarisi perusahaan besar, tapi percuma saja jika anda tidak tahu cara mengelolanya.

Untuk memudahkan pembaca, safir senduk memberikan lima kiat sederhana bagaimana cara mengelola keuangan bisnis sehingga anda, keluarga dan bisnis yang dimiliki bisa bebas dari pusaran kebangkrutan atau justru bisa melesat mencapai semua impian. Langsung sajah gan, ini lima kiat yang tasi saya maksud:

1. Pisahkan keuangan pribadi dan Keuangan Usaha
2. Kendalikan pemasukan dan pengeluaran anda
3. Proteksi, proteksi, proteksi
4. miliki investasi selain usaha
5. lakukan analisis ketika ingin membuka usaha baru

sederhana bukan? Masing-masing kiat ini akan saya bahas pada tulisan berikutnya karena masing-masing kiat memiliki “kisah”nya sendiri. Untuk sekarang, saya tinggalkan agan agan untuk merenung, benarkah kita telah sukses?

untuk mengenal safir senduk lebih jauh silahkan main ke kantornya disinih

2 komentar: