Rabu, 13 April 2011

BRIPTU NORMAN, BOSEN LIAT POLITIKUS, MIE INSTAN DAN AJI MUMPUNG

Sebagai catatan, saya sama sekali tidak benci pada Briptu Norman, malah saya suka dengan gayanya yang alami ketika "joged-joged" di youtube. Tapi saya juga bukan penggemarnya, secara saya ini bukan penggemar hal-hal berbau india. (no offense, ini bukan rasis, tapi memang tidak hobi saja).

ketika pak polisi ini mulai tenar berkat promosi abah youtube, tiba-tiba saja negara indonesia ini bertabur wajah Briptu Norman Kamaru. Layaknya ketemu oase di gurun, kisah norman kamaru langsung saja mengobati rasa haus rakyat indonesia akan berita menyenangkan.

Jujur saja, selama bertahun tahun ini kita selalu disodori berita macam-macam dan mayoritasnya tidak menyenangkan. Entah itu berita dugaan sekelompok elit yang maling duit trilyunan, video pasangan artis yang "bobo bareng", ketua KPK yang membunuh dengan motif (katanya) rebutan wanita. Anggota DPR yang ngotot minta gedung, PNS Ditjen Pajak yang hobinya nyari "duit tambahan", isu terorisme yang lama kelamaan makin ga jelas, film hollywood yang ternyata tidak bayar pajak, pembocor isu mafia pajak yang ternyata terima suap, ribut-ribut soal apakah ketua KPK terima duit suap atau tidak, ribut-ribut soal rekaman makelar kasus, puluhan korban berjatuhan karena tabung gas (bukan teroris), pelecehan (berulang)malaysia seolah indonesia ini wanita murahan, koalisi yang maju mundur tapi tidak untuk rakyat, keras kepalanya nurdin halid, timnas garuda yang kalah terus, prestasi bulu tangkis yang tinggal bulunya, banjir dimana-mana, harga-harga naik terus tapi indeks daya beli belum tentu naik, kemiskinan dimana-mana, maraknya sekolah jahanam yang menolak calon siswa tidak mampu, maraknya rumah sakit biadab yang menolak pasien miskin, dan begitu banyak berita yang tidak enak lainnya. seringkali malas jadinya untuk update berita terbaru.

Inilah kenapa Briptu Norman Kamaru menjadi mendadak tenar melebihi Marzuki Ali (terkutuklah dia).Di saat kehidupan begitu keras untuk sebagian besar rakyat indonesia, polisi muda ini muncul sebagai hiburan untuk sejenak melupakan kegetiran hidup.

Hal itu pula yang di tangkap oleh semua media. Sebagai mana seharusnya sebuah bisnis berjalan, media massa langsung saja mengalihkan liputan dan acara utamanya dari isu politik, ekonomi, sosial dan lainnya ke satu isu saja : briptu norman kamaru. Berhari hari ramai perdebatan apakah dia akan dihukum atau tidak. Setelah ternyata tidak dihukum, perdebatan beralih ke topik apakah dia akan pindah tugas di jakarta, atau apakah dia beralih profesi sebagai artis. Begitu banyak norman berkeliaran sehingga indonesia terkena demam "norman".

dulu hal yang sama terjadi kepada sinta dan jojo. dua dara manis ini tiba-tiba saja jadi artis dadakan setelah mereka memajang video lip sync di abah youtube. tidak sekedar di undang wawancara atau mengisi acara, mereka juga langsung menjadi bintang iklan. sadar bahwa semua ketenaran itu hanya sementara, maka keduanya mengambil langkah yang biasa diambil ketika ada kesempatan, langsung membuat rekaman (yang entah kemana sekarang).

awalnya saya berfikir bahwa Briptu Norman tidak akan aji mumpung dengan menjadi artis dadakan. kemunculan dia diberbagai acara televisi dan radio awalnya ku anggap sebagai hal yang biasa dan wajar adanya. Tapi ketika muncul kabar bahwa briptu norman telah rekaman single yang diproduseri oleh farhat abbas, maka seketika pula hancurlah optimisme tadi.

tiba-tiba saja Briptu Norman dapat tawaran iklan, punya single lagu, mengisi acara, diundang acara, ditawari produser film india, dan entah tawaran apalagi. dalam waktu kurang dari satu bulan, Briptu Norman telah mencapai apa yang diperjuangkan oleh Agnes Monika selama bertahun tahun, instan sekali.

tapi seperti sifatnya mie instan, jika ketenaran ini tidak dikelola dengan baik akan berbalik kepada diri sendiri. banyak sekali kisah orang-orang yang ingin terkenal secara instan dan menempuh cara-cara yang instan pula. ingat acara-acara seperti Akademi Fantasi Indosiar (AFI), Kontes Dangdut indonesia (KDI), dan Super Mama? meski dilengkapi dengan dewan juri untuk menilai kemampuan pesertanya, tetap saja hasil akhir ditentukan oleh banyaknya sms voting. inilah yang membuat banyak peserta yang aslinya hidup susah, betul betul bunuh diri dengan memaksakan diri membayar pendukungnya untuk mengirimkan sms sebanyak banyaknya. untuk lebih jelasnya berkunjunglah ke sini, atau untuk silaturahim ke sini.

kembali ke Briptu Norman. saya harap dengan semua ketenaran yang didapatkan sekarang. tidak membuat dia lupa diri jadi dirinya sebagai polisi. jika memang berniat menjadi artis, tentu itu pilihan pribadi. tapi dia harus betul betul siap karena seperti halnya menjadi polisi, menjadi artis pun benar-benar butuh perjuangan. harus dipahami kehidupan Artis tidak seglamour yang banyak orang kira. dibelakangnya tetap ada cucuran keringat,darah dan air mata.

saya juga berharap masyarakat tidak melihat fenomena Briptu Norman, Sinta dan jojo atau Udin dengan berfikir bahwa ada jalan singkat menuju kesuksesan. Apa yang mereka alami sekarang adalah pengecualian yang tidak akan bertahan lama. Sinta dan Jojo harus tetap casting jika ingin tampil di film atau sinetron, Briptu Norman dan Udin harus tetap latihan vokal agar bisa bersaing dengan penyanyi lain. itulah hukumnya, itulah aturannya.

sebagai penutup ini dia foto2 sinta dan jojo, dan briptu norman :
1. ini lagi asik joged joged di markas



2. norman lagi dihukum nyanyi lagi gara-gara jogednya kelamaan

3. norman dipanggil ke markas pusat, tapi tetep disuruh nyanyi

4. tiba-tiba norman masuk tipi


5. kemudian masuk rekaman


sekarang sinta dan jojo
1. iseng narsis masukin youtube

2. tiba-tiba terkenal dan masuk koran, dan tipi


3. bikin rekaman

4. trus jadi bintang iklan


terus terang kalo yang ini saya ga punya komentar apa-apa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar