Selasa, 03 April 2012

Alien Bernama Asuransi Pendidikan

Jujur, menulis artikel ini sama saja dengan mendongeng. Berbeda dengan artikel kemarin tentang investasi emas yang memang saya sedang lakukan. Investasi keuangan dalam bentuk asuransi tidak pernah saya lakukan. Oleh karena itu, tulisan ini sebenarnya cara saya untuk mempelajari apa itu asuransi, lebih lebih lagi asuransi pendidikan. Jadi jika tulisan ini sedikit sesat, maklumi saja.

Ketika saya kecil, kata "asuransi" punya imej yang tidak menyenangkan. Ceritanya dimulai ketika tetangga saya kehilangan mobilnya. sebut saja namanya Haji Usman. Ketika hendak melakukan klaim. perusahaan asuransi "seolah" mempersulit proses klaim dan memping pong Haji Usman kesana kemari. Kisahnya berhenti disitu tanpa pernah ada kepastian apakah klaim tersebut bisa cair. Sejak mendengar kisah ini, benak Firman kecil telah tertanam kesan sulitnya klaim di perusahaan asuransi.

Tapi tak kenal maka tak sayang. Meski ada 654.000 link di Google search tentang kasus-kasus sulitnya melakukan klaim asuransi, kita tetap perlu untuk mempelajari apa itu asuransi dan manfaat yang kita manfaatkan untuk mengelola kehidupan kita.

menurut saya, asuransi itu mirip mirip nyicil dalam jangka panjang. Dana yang dikumpulkan digunakan untuk keperluan tertentu. Apakah itu kesehatan, pendidikan, kerugian, musibah dan lainnya. Intinya asuransi merupakan perlindungan atau kompensasi dari hal hal yang tidak diinginkan. Panik menjelang masuk sekolah adalah salah satunya. 

Asuransi pendidikan demikian juga adanya. secara umum produknya mencakup anda membayar sejumlah uang dalam jangka waktu tertentu dengan harapan pada waktunya tiba, asuransi tersebut akan menutup kebutuhan biaya pendidikan anak anda. Pada dasarnya tiap-tiap produk bersaing pada tataran return yang didapat konsumen. Tapi pada perkembangannya, berbagai perusahaan menawarkan kelebihan lain seperti asuransi jiwa, kesehatan dan lainnya. 
Dengan demikian mengambil produk tabungan/asuransi pendidikan adalah satu jalan untuk mempersiapkan masa depan anak anda. Sekali lagi, satu jalan, bukan jalan utama. Jadi anda masih bisa memilih model persiapan dana pendidikan lainnya. tapi itu kita bahas nanti saja.

Ternyata produk asuransi pendidikan demikian banyak yang tak mungkin saya bahas satu persatu. saran saya cuma satu : FAHAMI SEMUA PASAL dalam perjanjian asuransi yang hendak anda ambil. saya serius, FAHAMI SEMUANYA, bukan sekedar gambaran umum, tapi SEMUANYA. Bukan apa-apa, setiap pasal yang tertulis dalam perjanjian asuransi yang anda tanda tangani akan mempengaruhi apa yang akan anda terima.

sebenarnya ada yang beragumen bahwa asuransi pendidikan atau tabungan pendidikan bukan produk yang bisa memberikan return (hasil) paling tinggi. tulisannya bisa dibaca disini, tapi tentu ini masih perlu dibandingkan kembali dan disesuaikan dengan kondisi kita.
berikut tips memilih asuransi pendidikan yang saya kumpulkan dari berbagai sumber (terpercaya tentunya) :
  1. Fahami betul rencana anda. berapa anak yang anda rencanakan ? berapa selang waktu antar tiap-tiap anak? jenjang pendidikan seperti apa yang hendak diambil? berapa kira-kira besaran biaya yang harus disiapkan untuk memenuhi semua rencana anda? Semua pertanyaan ini ribet untuk dijawab, tapi jauh lebih baik daripada ribet  disaat anda harus membayar semua tagihan.
  2. Sekali lagi, fahami betul betul produk yang anda ambil. Bukan berarti teman anda mengambil polis yang sama, maka anda berfikir bahwa polis tersebut bagus. bisa jadi sang teman tidak lebih faham dari anda sendiri
  3. Bandingkan dengan kemampuan anda membayar. OK lah produknya bagus, bisa bayar bulanannya ga? jika tidak, cari alternatif lain
  4. Hal lain yang harus juga diperhatikan adalah seberapa fleksibel nilai tunai atau tahapan dana pendidikan tersebut bisa ditarik. Ini poin yang bagus. Banyak dari tahapan biaya pendidikan tidak bisa ditarik kecuali pada tahun-tahun yang telah ditentukan seperti tahun ke-7 untuk masuk SD, tahun ke 12 untuk masuk SMP dan seterusnya. Modelnya seperti deposito lah
  5. Hati-hati dengan simulasi, nilai yang didapat mungkin besar. tapi itukan nilai sekarang. Bisa saja anda dapat 500 juta saat sekarang dimana kuliah cuma habis 200 juta. bandingkan selalu dengan nilai yang diperlukan dimasa depan. bisa jadi kuliah yang sama akan menghabiskan 600 juta di masa depan. satu poin lagi : Perhatikan asumsi-asumsi yang tertera di lembar ilustrasi. lagipula banyak perusahaan berlindung dalam klausul bahwa hal tersebut semata-mata hanya ilustrasi yang sesungguhnya tergantung hasil pada waktu pencairan
  6. Sebelum memilih program asuransi, baca dahulu manfaat dan fitur program asuransi yang hendak kita beli. Misalnya, manfaatnya hanya untuk resiko meninggal, maka kita tidak akan mendapatkan manfaat ketika kita hanya mengalami sakit atau luka-luka. Atau sebaliknya, yang kita beli adalah produk asuransi kecelakaan saja, maka kita tidak akan mendapatkan manfaat ketika kita terkena penyakit tertentu.
  7. Jangan terpaku karena nama besar perusahaan yang memberikan penawaran, tapi lebih fokus pada produk yang sesuai kebutuhan.
  8. Pilihlah perusahaan asuransi yang memudahkan konsumen dari segi pencairan / klaim. Mengingat sebetulnya perusahaan asuransi tak lebih adalah pihak pengelola, keputusan tetap pada konsumen yang memiliki dana.
Yang harus difahami, asuransi/tabungan pendidikan hanyalah sebuah alat untuk mempersiapkan masa depan putra putri anda. Produk ini bukan jalan satu satunya, karena beberapa pihak menggunakan reksadana, emas, bahkan saham. intinya tergantung kemampuan kita untuk melakukan perencanaan dan pengelolaan.

okay. mungkin besok saya mau ambil polis, mungkin juga tidak. yang pasti saya harus berhitung dulu... ya kan?
 sebagai referensi, mungkin ada baiknya anda menengok ke link slitus ini :
1. http://www.catatankeluargamuda.com, dan 
2. http://www.aidilakbar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar