Rabu, 30 Januari 2013

Hubungan Wanda, Ami dan Anggelina

Sebenarnya antara para wanita yang sekarang terkenal ini tidak ada hubungan langsung. Wanda Hamidah (yang kini telah terbukti bersih narkoba) dan Amy Qarnita (ibunda Raffi) menjadi buah bibir karena kejadian penggerebakan yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional. Anggelina menjadi media darling karena kasus korupsi di Hambalang.

Satu-satunya yang menjadi perhatian saya adalah kacamata yang mereka kenakan ketika diliput oleh media. Mereka semua pada momen-momen tertentu, mengenakan kacamata frame kotak berwarna gelap. Entah apa alasannya, kacamata kotak memang meningkatkan penampilan para wanita ini.

Kacamata memang bisa mengangkat imej pemakainya. Sebuah penelitian di Inggris menemukan, orang-orang yang memakai kacamata saat wawancara kerja, lebih banyak diterima kerja. Menurut  College of Optometrists study, sepertiga responden di Inggris berpikir, kacamata membuat seseorang tampak profesional dan 43 persen berpikir kacamata membuat seseorang tampak cerdas.

Untuk para pria, kacamata konon dapat menambah daya tarik mereka. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Stockholm, wanita akan lebih tertarik pada pria yang menggunakan kacamata. Seperti pemikiran orang pada umumnya, kacamata akan membuat pria tampak cerdas. Wanita merasa bahwa pria terlihat lebih mengesankan dan mudah diajak berkomunikasi. Dimulai oleh Anggie, sekarang Wanda... kaca mata kotak ini tampaknya akan masih lama bertahan di panggung media.

Anggelina Sondakh (surabayasore.com)

Amy Qarnita (Detik.com)

  Wanda Hamidah

  Wanda Hamidah

 Wanda Hamidah

Wanda Hamidah



Kamis, 24 Januari 2013

Hati-hati dengan iklan yang BEJO.

Awalnya tidak ada yang aneh ketika sebuah perusahaan membuat iklan obat masuk angin dengan jargon "Orang Pintar kalah dengan Orang Bejo". Memang sih, Bejo bukan kata yang umum, terutama bagi saya yang orang Sunda.

Kata "Bejo" yang berarti "beruntung" hanya dimengerti oleh etnis Jawa. Untungnya di versi cetaknya, iklan ini memuat definisi kata "bejo", sehingga iklan yang seolah-olah hanya ditujukan bagi orang jawa, bisa dimengerti orang banyak.

Alasan Pemilihan jargon "Orang Pintar kalah dengan Orang Bejo" sangat gampang ditebak. Jargon ini dipilih sebagai respon iklan produk pesaing yang mengusung jargon "Orang pintar ya Minum Tol*k Angin". Iklan ini punya dua target. Pertama, iklan ini ingin menggiring alam bawah sadar konsumen bahwa ketika masuk angin, cara cerdas dan pintar untuk mengobatinya adalah dengan minum Tol*k Angin.

Kedua, iklan ini ingin menetapkan status Tol*k Angin sebagai produk yang dipilih oleh orang-orang  terpandang dan terpelajar. Status ini akan mengangkat Tol*k Angin sebagai produk berkualitas tinggi sehingga "dipilih oleh kalangan pintar" ketika mereka masuk angin.

Iklan "Orang Pintar" menghajar produk-produk pesaing di tempat yang tepat. Karena sebagus apapun produk anda, "orang pintar" tidak minum produk tersebut. Lagipula, ketika masuk angin, cara "pintar" untuk mengatasinya adalah minum Tol*k Angin. 

Sabtu, 19 Januari 2013

MASA DEPAN PERMODALAN USAHA KECIL (BAGIAN II)

Pada tulisan yang lalu saya membahas soal bagaimana UMKM di indonesia di kepung oleh demikian banyak pesaing kelas berat. Dihajar didalam negeri, di ancam produk luar negeri. Bantuan modal dari perbankan sulit diakses. Lengkap sudah derita usaha MKM di negara ini.

Demikian banyak sektor UMKM yang sekarang nafasnya tinggal senen kamis. Pertanian pelan-pelan digerogoti properti, manufaktur menghitung hari akibat impor produk cina.Tapi yang akan saya bahas sekarang adalah sektor perdagangan retail yang menurut saya nyawanya tinggal di tenggorokan dan bisa jadi satu-satunya jalan adalah mengucap Innalillahi wa inna ilaihi Rajiun.

Demikian banyak warung-warung kecil yang bangkrut dihantam oleh serbuan minimarket. Dengan kemampuan finansial yang dimilikinya, jaringan retail minimarket mampu menghadirkan fasilitas kenyamanan, kebersihan, produk yang variatif dan harga yang diklaim lebih murah (saya ragu mengingat harga belum termasuk pajak, kembalian Rp.50 selalu ditilep tanpa izin, dan kembalian recehan di tukar dengan permen). Bisa ditebak, konsumen datang berbondong-bondong.

Kamis, 17 Januari 2013

MASA DEPAN PERMODALAN USAHA KECIL (BAGIAN I)

Pembiayaan, atau banyak orang menyebutnya sebagai permodalan, selalu menjadi masalah utama bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mengembangkan usahanya. Apalagi ketika baru akan memulai usaha. Berapa banyak ide ide kreatif yang harus terhambat hanya karena pemilik ide tersebut tidak memegang lembaran-lembaran rupiah yang memadai untuk mendanai usahanya. Begitu juga yang dialami oleh sebagian besar pelaku usaha di Indonesia. Mayoritas pelaku usaha di indonesia adalah UMKM dan sebagian besar dari mereka kesulitan dalam pendanaan.
Di era globalisasi ini, dimana saya lebih nyaman menyebutnya era tarung bebas, faktor dana menjadi sangat berpengaruh dalam dunia usaha. Dalam beberapa tahun ini, UMKM nasional dihadapkan kepada medan pertarungan (atau pembantaian) bernama pasar bebas. Prinsip utama dari pasar bebas adalah semua orang berhak untuk masuk dan berusaha kemana saja, dengan hambatan yang seminim mungkin. Diatas kertas, konsep ini indah nian. Seolah-olah semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk berusaha dan mengais (atau menggaruk?) rezeki. Konsep ini selintas menggambarkan keadilan sosial untuk semua, bahwa kue ekonomi tidak dimiliki sekelompok orang saja.
Faktanya? Maaf saja, jauh dari kertas tadi. Ya, bahwa pada pasar bebas, semua orang merdeka untuk berusaha dimana saja. Tapi disinilah masalah dimulai. Untuk memudahkan diskusi ekonomi ini, mari kita mengandaikan bahwa ekonomi adalah hadiah yang diperebutkan dan pasar adalah ring tinju dimana para pelaku usaha adalah petinjunya. Alih-alih membagi-bagi pertandingan tinju ke berbagai kelas sesuai beratnya, pasar bebas mempersilahkan Mike Tyson untuk bertarung melawan (dengan segala hormat) Chris John. Sulit membayangkan Pahlawan kita Chris John menjadi sansak hidup si Leher Beton. Tapi itulah yang terjadi saat ini, masih tidak percaya? Tengoklah warung – warung kecil yang sekarang sekarat dihajar usaha-usaha tertentu yang namanya kompak berakhiran “Mart”.